Diskusi

Kebudayaan Masyarakat Jawa yang Digunakan Sebagai Media Dakwah oleh Sunan Kalijaga

55
×

Kebudayaan Masyarakat Jawa yang Digunakan Sebagai Media Dakwah oleh Sunan Kalijaga

Sebarkan artikel ini
Kebudayaan Masyarakat Jawa yang Digunakan Sebagai Media Dakwah oleh Sunan Kalijaga

Budaya Jawa merupakan salah satu aspek yang menyimpang keindahan dan filosofi mendalam. Salah satu fenomena menarik yang memanfaatkan budaya Jawa sebagai media adalah dakwah yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga. Dalam sejarah, Sunan Kalijaga merupakan figure penting dalam perkembangan Islam di tanah Jawa, dan ia terkenal dengan pendekatannya yang unik, yakni memanfaatkan unsur budaya lokal dalam menyampaikan dakwah Islamiyah.

Strategi Dakwah Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memahami betul bahwa setiap masyarakat memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Budayawan ini memanfaatkan kesadaran tersebut untuk memanfaatkan elemen tersebut sebagai media dakwah. Dalam hal ini, Sunan Kalijaga menggunakan seni dan budaya Jawa sebagai metode penyebaran ajaran Islam. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai metode “acculturation”, yaitu proses penyesuaian antara dua kebudayaan yang berbeda.

Pemanfaatan Unsur Budaya Jawa

Sunan Kalijaga memilih kebudayaan masyarakat Jawa sebagai media dakwah karena pertimbangannya yang sangat matang. Beberapa aspek budaya masyarakat yang digunakan dalam penyebaran dakwah di antaranya adalah:

  1. Wayang – Sunan Kalijaga mengenalkan cerita Wayang dengan naskah yang berisi ajaran-ajaran Islam. Melalui dialog yang ada di cerita Wayang, ia menyelipkan nilai-nilai moral dan hukum-hukum Islam dalam bentuk yang lebih mudah dicerna oleh masyarakat awam.
  2. Gamelan – Seni musik tradisional ini juga digunakan Sunan Kalijaga sebagai media dakwah. Dalam nada-nada gamelan, ia menyelipkan hikmah dan makna spiritual Islam.
  3. Seni Batik – Sunan Kalijaga juga diketahui memopulerkan seni batik dengan berbagai motif yang menggambarkan filosofi-filosofi Islami.
  4. Puisi dan Tembang – Sunan Kalijaga membuat berbagai serangkaian puisi dan tembang Jawa yang kaya akan makna, yang tidak hanya berisi tentang kehidupan sehari-hari, tetapi juga berisi ajaran-ajaran Islami.

Penutup

Pendekatan Sunan Kalijaga ini berbuah manis. Dengan metode dakwah yang khas ini, banyak orang Jawa yang mengenal dan menerima ajaran Islam. Ini mengingatkan kita bahwa dakwah dapat dilakukan melalui berbagai cara dan metode, selama tidak menyalahi ajaran agama dan dapat diterima oleh masyarakat setempat. Sangat menarik melihat bagaimana kebudayaan masyarakat Jawa bisa digunakan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga, dengan mempertahankan nilai-nilai budaya setempat dan sekaligus membawa nilai-nilai baru dari ajaran Islam.