Diskusi

Apabila Terdapat Mim Mati Bertemu dengan Huruf Ba, Maka Hukumnya adalah…

48
×

Apabila Terdapat Mim Mati Bertemu dengan Huruf Ba, Maka Hukumnya adalah…

Sebarkan artikel ini
Apabila Terdapat Mim Mati Bertemu dengan Huruf Ba, Maka Hukumnya adalah…

Dalam dunia ilmu Tajwid, seorang pembaca Al-Quran diharuskan untuk memperhatikan tajwid agar bacaannya sempurna dan sesuai aturan yang telah ditetapkan. Hukum tajwid mencakup aspek pengucapan, relung, dan ghunnah. Salah satu hukum tajwid yang diperhatikan adalah ketika mim mati (مّ) bertemu dengan huruf ba (ب), yang dikenal dengan istilah “Ikhfa’ Syafawi” atau “Ikhfa’ As-Syafawi”.

Ikhfa’ Syafawi merupakan salah satu jenis Ikhfa’ atau menyembunyikan huruf, dan terjadi apabila mim mati bertemu huruf ba dalam satu kalimat. Hukumnya adalah melakukan ghunnah atau menyembunyikan suara mim mati tersebut selama dua harakat dalam cara mengucapkannya.

Pengertian Ghunnah dan Mim Mati

Ghunnah merupakan pengucapan suara nazal (melalui hidung) yang dilakukan saat memperdengarkan suara idgham (menggabungkan) antara dua huruf. Ghunnah memiliki arti bergantung pada konteks, seperti pada Ikhfa’ Syafawi, yang mencakup suara mim mati (أوَّ مُرْقَق) saat bertemu dengan huruf ba.

Mim mati (مّ), dalam ilmu tajwid, adalah mim yang bertemu dengan tanda sukun (ْ) sehingga tidak memiliki suara vokal dan berfungsi untuk menguatkan huruf sebelumnya. Mim mati biasanya diikuti oleh huruf ba, seperti dalam surah Al-Fil ayat 1:

“أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحٰبِ ٱلۡفِيلِۙ” (Al-Fil: 1)

Kata “أَصۡحٰبِ” memiliki mim mati (مّ) yang bertemu dengan huruf ba (ب) dalam kata tersebut.

Pelaksanaan Ikhfa’ Syafawi

Untuk melaksanakan Ikhfa’ Syafawi, seseorang harus melaksanakan beberapa langkah berikut:

  1. Sembunyikan suara mim mati dengan cara menggabungkannya dengan huruf ba tanpa mengangkat dan menurunkan suara tersebut.
  2. Buat ghunnah dengan mengucapkan suara melalui hidung selama dua harakat.
  3. Jaga agar suara tidak keluar secara mendalam atau terlalu samar; cukupkan hanya suara yang bisa didengar tetapi tidak menonjol.

Sebagai contoh, kata “أَصۡحٰبِ” dalam surah Al-Fil ayat 1 dapat diucapkan sebagai “Ashab(b)i”, dengan suara mim mati dan ghunnah pada ba (ب) yang disebutkan.

Penerapan Ikhfa’ Syafawi dalam bacaan Al-Quran adalah penting agar pengucapan lebih indah dan sesuai dengan hukum tajwid. Dengan memperhatikan hukum seperti ini, seseorang dapat menjaga kesempurnaan bacaan Al-Quran sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.