Coaching merupakan proses yang interaktif dan kolaboratif antara pelatih (coach) dan murid untuk mendukung perkembangan dan pencapaian tujuan murid. Konsep utama dalam coaching adalah menganggap murid sebagai mitra, bukan subyek yang harus diberi instruksi atau didikte. Pendekatan ini memiliki banyak keuntungan dan alasan mengapa harus dilakukan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa alasan mengapa dalam coaching, kita menganggap murid adalah mitra kita.
Pembangunan Hubungan yang Lebih Kuat
Dengan menganggap murid sebagai mitra, pelatih dapat membangun hubungan yang lebih kuat, saling percaya, dan empati. Hubungan yang erat ini mendorong komunikasi yang lebih baik antara pelatih dan murid, sehingga memfasilitasi pertukaran informasi dan pemahaman yang lebih efisien. Hal ini, pada gilirannya, akan meningkatkan keefektifan proses coaching.
Memupuk Rasa Tanggung Jawab
Menganggap murid sebagai mitra dalam proses coaching berarti memberikan mereka peran yang lebih aktif dalam pengambilan keputusan. Hal ini mendorong murid untuk mengasumsikan tanggung jawab atas proses mereka sendiri dan mengakui bahwa mereka memiliki kontrol atas hasil yang dicapai. Rasa tanggung jawab ini dapat memotivasi murid untuk lebih fokus dan bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka.
Menghargai Kepakaran Murid
Setiap individu memiliki keahlian unik dan pengetahuan yang relevan dengan tujuan mereka. Dalam coaching, menganggap murid sebagai mitra berarti menghargai dan mengakui keahlian murid dalam konteks mereka sendiri. Menghormati dan mengakui keahlian murid ini akan membuat mereka merasa dihargai dan diperlakukan sebagai individu yang cakap, bukan hanya sebagai objek yang pasif menerima instruksi.
Mengembangkan Keterampilan Kritis dan Reflektif
Salah satu tujuan utama dari coaching adalah untuk membantu murid mengembangkan keterampilan kritis dan reflektif, yang penting untuk pertumbuhan dan pengembangan pribadi. Dengan memperlakukan murid sebagai mitra, mereka akan didorong untuk berpikir secara kritis tentang situasi mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta merenungkan tindakan yang efektif untuk mencapai tujuan mereka. Proses refleksi ini akan menjadi lebih baik jika dilakukan dalam lingkungan di mana murid merasa sama dan dihargai.
Mendorong Kolaborasi dan Pembelajaran Timbal Balik
Dalam coaching yang efektif, bukan hanya murid yang belajar dan mengembangkan diri, tetapi juga pelatih itu sendiri. Menganggap murid sebagai mitra mendorong kolaborasi dan pembelajaran timbal balik antara pelatih dan murid, dengan membiarkan keduanya saling belajar satu sama lain. Hal ini akan memungkinkan pelatih untuk terus mengembangkan keterampilan mereka dan menjadi pelatih yang lebih baik dan efektif dalam jangka panjang.
Dalam coaching, kita menganggap murid sebagai mitra kita, karena memiliki banyak manfaat yang meningkatkan efektivitas proses coaching dan perkembangan pribadi murid. Menganggap murid sebagai mitra melibatkan membangun hubungan yang kuat, memupuk rasa tanggung jawab, menghargai keahlian mereka, mengembangkan keterampilan kritis dan reflektif, serta mendorong pembelajaran timbal balik. Dalam praktek coaching, pendekatan ini akan membawa hasil optimal bagi murid dan pelatih.