Dalam agama Islam, terdapat konsep yang sering disebut sebagai “three dimensional framework” atau kerangka tiga dimensi. Tiga dimensi ini meliputi iman, Islam, dan ihsan. Ketiga elemen ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan bersama-sama mereka membentuk dasar iman seorang Muslim.
Kesatuan tiga dimensi ini, di dalam hadits Jibril yang terkenal, didefinisikan dan diterangkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Dalam hadits tersebut, Nabi menjelaskan bahwa iman, Islam, dan ihsan adalah prinsip-prinsip dasar yang mengatur hubungan seorang Muslim dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan dirinya sendiri.
Iman
Iman adalah dasar keyakinan yang dimiliki oleh setiap Muslim. Ada enam rukun iman: keyakinan pada Tuhan, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir. Setiap Muslim diharapkan untuk percaya dan menerima enam prinsip ini tanpa ragu-ragu.
Islam
Islam adalah cara hidup dan praktik sehari-hari. Ada lima rukun Islam yang meliputi: syahadat, shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat, dan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu. Melalui lima rukun ini, seorang Muslim menunjukkan ketaatan dan penyerahannya kepada Tuhan.
Ihsan
Ihsan adalah tingkat tertinggi dalam agama Islam, di mana seseorang beribadah kepada Tuhan seakan-akan ia melihat-Nya. Meskipun manusia tidak dapat secara fisik melihat Tuhan, mereka harus selalu menyadari bahwa Tuhan selalu melihat mereka. Dengan demikian, Ihsan menunjukkan hubungan personal yang mendalam antara seorang Muslim dan Tuhan.
Kesimpulannya, iman, Islam, dan ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yang kemudian disebut sebagai kerangka tiga dimensi dalam agama Islam. Mereka saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain, memberikan panduan bagi seorang Muslim dalam melakukan ibadah, berinteraksi dengan orang lain, dan merenungkan kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan mengamalkan ketiga prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.