Diskusi

Kapan Bumi Beredar dan Kapan Pula Hancur Menurut Ilmu Alam

59
×

Kapan Bumi Beredar dan Kapan Pula Hancur Menurut Ilmu Alam

Sebarkan artikel ini
Kapan Bumi Beredar dan Kapan Pula Hancur Menurut Ilmu Alam

Bumi, satu-satunya planet yang kita tahu mendukung kehidupan, adalah subjek mendalam dalam penelitian ilmu alam. Dari asal-usul pembentukannya hingga akhir hidupnya, penelitian tentang bumi telah menemukan fakta-fakta menarik tentang waktu, proses, dan mekanisme yang mendefinisikan keberadaannya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dua pertanyaan utama: kapan bumi beredar dan kapan pula hancur menurut ilmu alam?

Kapan Bumi Beredar

Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari debu dan gas yang tersisa setelah pembentukan Matahari dalam sistem tata surya kita. Planet ini mulai berputar sejak awal keberadaannya [1]. Terdapat beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana rotasi bumi dimulai, namun teori yang paling umum diterima adalah teori Akresi, yang menyatakan bahwa bumi terbentuk dari materi yang tersebar di ruang angkasa yang mulai mengumpul, dan selama proses penggabungan ini, materi ini juga mulai berputar.

Setelah bumi terbentuk, perputaran ini kemudian ditegaskan dan diperkuat oleh keberadaan Bulan yang juga membantu menjaga stabilitas rotasi bumi. Bulan terbentuk dari tabrakan antara protoplanet Mars-ukuran dengan Bumi muda, yang melepaskan materi yang kemudian mengumpul dan membentuk Bulan [2]. Sejak awal pembentukannya, Bumi telah berputar di sekitar porosnya, dan gigih sampai hari ini.

Kapan Pula Bumi Hancur

Dalam hal akhir hidup Bumi, ilmu alam memprediksi beberapa skenario yang mungkin terjadi. Satu skenario yang dianggap sangat mungkin adalah saat Matahari mengalami perubahan dramatis dalam tahap evolusinya. Sekitar 5 miliar tahun dari sekarang, Matahari akan memasuki tahap “Giant Merah” [3]. Pada saat ini, Matahari akan mengembang, dan ukurannya akan melampaui orbit Bumi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan terbakarnya dan berakhirnya kehidupan di Bumi.

Selain itu, ada kemungkinan lain yang sering disebut dalam ilmu alam, salah satunya adalah teori “Kiamat Matahari”, yang menyatakan bahwa pada akhirnya, Matahari akan meledak dalam ledakan besar menghancurkan Bumi dan sistem tata surya [4]. Meskipun skenario ini dianggap lebih menakutkan, itu disebut-sebut jauh lebih jarang daripada skenario Giant Merah yang lebih mungkin.

Dalam kedua skenario ini, tidak ada kehidupan yang akan selamat di Bumi. Namun, penting untuk diingat bahwa peristiwa seperti ini jauh di masa depan, dan ilmu pengetahuan dapat mengungkapkan pembatasan atau solusi baru seiring waktu.

Kesimpulan

Dalam menganalisis kapan Bumi beredar dan kapan pula hancur menurut ilmu alam, kita harus mengakui bahwa alam semesta ini tidak statis dan terus berubah. Bumi telah beredar sejak awal keberadaannya, dan di masa depan, ada beberapa skenario yang dapat menyebabkan kehancurannya. Meskipun kita mungkin merasa khawatir tentang kehancuran Bumi, kita harus fokus pada kehidupan nyata dan tantangan ilmiah yang kita hadapi saat ini, dan mencari solusi yang berguna untuk kesejahteraan masa depan generasi kita dan generasi berikutnya.

Referensi

  1. Lodders, K. (2003). Solar System Abundances and Condensation Temperatures of the Elements. The Astrophysical Journal, 591(2), 1220–1247. https://doi.org/10.1086/375492
  2. Canup, R.M. (2008). Lunar-forming collisions with pre-impact rotation. Icarus, 196(2), 518-538. https://doi.org/10.1016/j.icarus.2008.03.011
  3. Sackmann, I.-J., Boothroyd, A. I., & Kraemer, K. E. (1993). Our Sun. III. Present and Future. The Astrophysical Journal, 418, 457. https://doi.org/10.1086/173407
  4. Adams, F. C., & Laughlin, G. (1997). A Dying Universe: The Long-term Fate and Evolution of Astrophysical Objects. Reviews of Modern Physics, 69(2), 337–372. https://doi.org/10.1103/RevModPhys.69.337