Diskusi

Manusia Sebagai Makhluk Non Fisik: Apa yang Dimaksud?

53
×

Manusia Sebagai Makhluk Non Fisik: Apa yang Dimaksud?

Sebarkan artikel ini
Manusia Sebagai Makhluk Non Fisik: Apa yang Dimaksud?

Dalam berbagai pembicaraan terkait filsafat dan psikologi, istilah ‘manusia sebagai makhluk non fisik’ kerap kali muncul. Mungkin beberapa dari kita merasa asing ketika mendengarnya, mungkin juga beberapa sudah familiar dengan istilah ini. Tapi, apa sih yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk non fisik?

Manusia sebagai Makhluk Non Fisik

Untuk mengerti apa yang dimaksud dengan ‘manusia sebagai makhluk non fisik’, kita perlu memahami makna kata fisik terlebih dahulu. Secara umum, fisik merujuk pada aspek materi, atau nyata, dari sesuatu. Dalam konteks manusia, fisik merujuk pada tubuh fisik kita — daging, tulang, darah, dan organ lainnya.

Sementara itu, makhluk non fisik merujuk pada aspek lain dari entitas yang ada, yang tidak dapat dilihat, dipegang, atau diteropong secara fisik. Dalam konteks manusia, ini bisa menjadi referensi untuk pikiran, emosi, jiwa, atau kesadaran kita.

Tujuan fenomena ‘manusia sebagai makhluk non fisik’ adalah untuk menggarisbawahi pentingnya aspek non fisik kita dan bagaimana aspek tersebut juga membentuk identitas dan realitas kita.

Makhluk Non Fisik dalam Berbagai Perspektif

Perspektif Filsafat

Dalam filsafat, pengertian manusia sebagai makhluk non fisik sering kali dipertimbangkan dalam konteks dualisme, yang melihat manusia sebagai entitas yang terdiri dari bagian-bagian fisik dan non fisik. Dualisme, seperti yang diajarkan oleh filsuf terkenal Rene Descartes, berargumen bahwa meskipun fisik dan non fisik berasal dari satu entitas (manusia), mereka memiliki karakteristik yang sangat berbeda dan dapat exist secara independen.

Perspektif Psikologi

Psikologi, sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia, menjelaskan konsep manusia sebagai makhluk non fisik melalui tiga komponen: kognitif, afektif, dan perilaku. Kognitif merujuk pada proses berpikir, seperti mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Afektif merujuk pada perasaan dan emosi kita. Sedangkan perilaku adalah tindakan atau reaksi kita terhadap lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Konsep ‘manusia sebagai makhluk non fisik’ memandang manusia lebih dari sekedar tubuh fisik, tetapi juga mencakup aspek non fisik seperti pikiran, emosi, dan jiwa. Walaupun komponen non fisik ini tidak bisa kita lihat atau sentuh, mereka memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan siapa kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia sekitar.