Diskusi

Qiraah, Tilawah, dan Tartil: Asal Mulanya Bermakna Sama Yaitu “Membaca”

59
×

Qiraah, Tilawah, dan Tartil: Asal Mulanya Bermakna Sama Yaitu “Membaca”

Sebarkan artikel ini
Qiraah, Tilawah, dan Tartil: Asal Mulanya Bermakna Sama Yaitu “Membaca”

Dalam dunia Islam, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dalam konteks membaca Al-Qur’an, seperti qiraah, tilawah, dan tartil. Ketiga istilah ini memiliki asal yang sama, yaitu “membaca” (dalam bahasa Arab). Akan tetapi, perbedaaan nuansa dan konteks penggunaan ketiga istilah ini menjadikan memiliki pemahaman yang berbeda dalam penggunaannya.

Qiraah

Istilah qiraah berasal dari kata “qara’a” dalam bahasa Arab, yang berarti membaca atau melantunkan. Dalam konteks Al-Qur’an, qiraah merujuk pada cara membaca Al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah dan aturan yang ditetapkan. Qiraah juga bisa merujuk kepada tradisi pembacaan Al-Qur’an dari para qari’ (pembaca Al-Qur’an) yang terkenal, seperti Hafs, Warsh, dan lainnya, yang dianggap sebagai suara otoritas dalam melantunkan ayat-ayat suci.

Tilawah

Tilawah berasal dari kata “talawa” dalam bahasa Arab yang juga berarti membaca atau melantunkan. Namun, tilawah lebih mengarah pada penghayatan dan penghormatan saat membaca Al-Qur’an. Jadi, tilawah bukan hanya sekadar membaca teks Al-Qur’an, melainkan juga meresapi dan menghayati makna serta hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks praktis, tilawah lebih menekankan pada aspek emosional ketimbang teknis saat membaca Al-Qur’an.

Tartil

Sementara itu, tartil berasal dari kata “rattala” dalam bahasa Arab yang juga berarti membaca. Akan tetapi, dalam konteks Al-Qur’an, tartil lebih merujuk pada keindahan lafal dan nada dalam melantunkan ayat-ayat suci. Tartil menjadikan pembacaan Al-Qur’an lebih indah dan menyentuh hati, sehingga orang yang mendengarnya akan merasakan ketenangan dan kekhusyuan saat mendengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketiga istilah ini, yaitu qiraah, tilawah, dan tartil, pada dasarnya memiliki asal yang sama, yaitu “membaca”. Namun, masing-masing istilah mengandung nuansa yang berbeda dalam konteks penggunaannya. Qiraah lebih menekankan pada aspek teknis pembacaan, tilawah lebih menekankan pada aspek emosional, dan tartil lebih menekankan pada aspek keindahan. Dalam membaca Al-Qur’an, seorang Muslim dituntut untuk menggabungkan ketiga unsur ini dalam pembacaannya agar mendapatkan makna dan hikmah yang sempurna dari wahyu Allah SWT.